Terima Kasih Pada-Mu
Sebuah puisi yang dibuat dalam rangka Bulan Keluarga. Puisi ini rencananya akan dibacakan dalam salah satu kegiatan di gereja. Namun karena (mungkin) materi terlalu berat dalam sebuah pandangan anak kecil, juga bentuknya lebih kepada prosa dibandingkan puisi, puisi ini digantikan dengan yang lain.
Terima kasih padamu
Ayah dan Ibuku.
Darimu aku belajar
Hidup dalam pencapaian dan ketulusan.
Aku heran dan bertanya:
Mengapa Ayah bekerja
Meninggalkan rumah?
Mengapa Ibu
Dengan pekerjaan rumah berjibaku?
Ayah dan Ibu memberi jawab
Dalam kehangatan dan dekapan
Yaitu untuk kehidupan dan keutuhan.
Suatu ketika aku dibawa
Sejenak ke tempat ayah bekerja.
Ada orang juga pekerjaan.
Ayah merasa bangga
Dengan rekan dan pencapaian.
Seperti aku di sekolahan,
Ada teman dan ada tugas.
Teringat aku yang terkadang malas.
Namun untuk keluarga kecil ini
Aku harus melatih diri
Dan mendapatkan nilai yang terbaik.
Suatu ketika aku diminta
Melakukan pekerjaan rumah:
Menyapu, mengepel atau menyuci.
Seolah tanpa merasa letih
Ibu menyontohkan tanpa tawar hati.
Seperti kamarku sendiri:
Perlu disapu, dipel dan dibersihkan.
Teringat aku yang punya kamar kotor.
Namun untuk keluarga kecil
Ini aku harus melatih diri
Untuk rajin bersihkan kamar sendiri.
Terima kasih padamu,
Ayah dan Ibuku
Darimu aku belajar kehidupan
Dalam pencapaian dan ketulusan
Dalam Saat Teduh bersama
Aku mendengar Ayah dan Ibu
Mengucap cerita dan asa
Kepada Tuhan Yesus
Yang berkuasa atas segalanya
Terima kasih Tuhan Yesusku
Engkau anugerahkan orang tua kepadaku
Yang memberi pelajaran padaku
Tentang kehidupan dan syukur selalu.
Bekasi, Oktober 2018